sumber gambar: elrheztabuana.wordpress.com
|
Gatra Jelitamu
Kasih..
Hebat nian dirimu
Kau pintal rotan dalam halus bambu
Kau setum sagu bersama legit nasi
Kau jaring Tuna pada ladang kopra
Kasih..
Kau sudah besar rupanya
Lisanmu fasih berkata
Bertutur nun banyak bahasa
Gemuruh dalam ribuan ucap
Ya, kau terbisu dalam suara
Dalam deburan ombak Pasifik
Dalam semilir angin muson
Dalam surih lurus ekuator
Kasih..
Begitu eloknya dikau
Bergelang emas berkalung zamrud
Bersandal timah bersabuk petroleum
Berhiaskan intan dan mutiara
Anggun dengan surjanmu
Genit dengan kotekamu
Berselendang cantik kain ulos
Nampak gagah dengan kain umpal
Cintaku..
Begitu memikatnya engkau
Kepala gundul tanpa sehelaipun surai
Tampan rupawan dengan kopiah
Melilit tubuhmu indah selendang saput
Tergenggam alkitab bersama lentik jarimu
Cintaku..
Teruslah digdaya dengan semua itu
Teruslah juwita dengan semua itu
Tak perlu kau tanggalkan kopiahmu
Tak perlu kau letakkan alkitabmu
Atau kau buang selendang ulosmu
Atau kau campakkan kotekamu
Cinta kasihku..
Tetaplah, tetaplah dengan semua itu
Karena itulah nyawamu
Yang akan terus mengalirkan sejuknya cinta
Secawan rindu, dan apapun tentang kasih sayang
Teruntuk kami, insan Indonesia
2017
Harapan Para Bahadur
Lihatlah Adinda
Berdiri gagah di sana
Berdiri tegak perkasa
Tak goyah bersama amis darah
Tak peduli liar pelatuk kompeni
Apalagi bersungut melawan maut
Yang selalu ada bersama derap langkahnya
Yang selalu bernada dalam gendang telinganya
Yang selalu terbang di atas bayangannya
Yang selalu berdetak bersama nadi jantungnya
Tahukah Engkau Adinda
Mengapa sang surya tetap jemawa
Diatas altar suci singgasana
Bersama senandung nada cakrawala
Berima bak melodi nan sempurna
Demikian pula mereka
Tetap teguh jemawa
Bersama semilir harapan-harapan
Adalah harapan akan masa depan
Yang entah kapan
Harapan akan kejayaan dan kemerdekaan
Harapan akan berkibar mangkak sang saka
Harapan akan tawa keletah Adinda
Sleman, 17 Agustus 2017
Faaizul Yahya adalah Mahasiswa UIN Jogja.
0 Komentar